Assalamualaikum para sobat tani !!
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang proses
penanaman dan cara perawatan tanaman jagung ,mari kita simak !!
Siapa yang
tidak kenal dengan tanaman jagung ,tanaman satu ini tanaman yang sangat populer
di kalangan para petani .Jagung yang di tanam para petani biasanya ada dua
jenis jagung yaitu jagung manis dan jagung biasa .di pembahsan kali ini kita
kan membahas tentang kedua jenis jagung terlebih dahulu.
Pertama jagung biasa atau jagung yang selalu di tanam oleh petani
,jagung ini biasa di gunakan untuk membuat tepung maizena atau di gunakan untuk
bahan baku pakan ternak dan untuk digunakan minyak .kedua jagung manis jagung
manis ini merupakan salah satu varietas jagung yang ditanam petani dengan umur
singkat biasanya jagung ini dipakai bahan masakan karna jagung ini berasa manis
dan memiliki tekstur yang lembut cocok untuk bahan baku masakan.
Tanaman
semusim yang dalam budidaya
menyelesaikan satu daur hidupnya dalam 80-150 hari (sekitar 3 sampai 5 bulan),
tergantung kultivar dan saat tanam. Istilah "seumur jagung" menggambarkan usia rata-rata
jagung yang berkisar tiga sampai empat bulan. Sekitar paruh pertama dari daur
hidup merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
reproduktif. Sebagian jagung merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya
terjadi jika mendapat penyinaran di bawapanjang penyinaran matahari tertentu,
biasanya 12,5 jam.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Rata-rata dalam budidaya
mencapai 2,0 sampai 2,5 m, meskipun ada kultivar yang dapat mencapai tinggi 12
m pada lingkungan tumbuh tertentu. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan
tanah hingga ruas teratas sebelum rangkaian bunga jantan (malai). Meskipun ada
yang dapat membentuk anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini. Tangkai batang beruas-ruas dengan tiap ruas kira-kira 20 cm.
Dari buku melekatlah pelepah daun yang memeluk tangkai batang. Daun tidak
memiliki tangkai. Helai daun biasanya lebar 9 cm dan panjang dapat mencapai 120
cm.
Bunga betina jagung (tongkol), terlindung oleh klobot, dengan
"rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Sebagai anggota monokotil, jagung berakar serabut yang dapat
mencapai kedalaman 80 cm meskipun sebagian besar berada pada kisaran 20 cm.
Tanaman yang sudah cukup dewasa memunculkan akar adventif dari buku-buku bagian
terbawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana pada sorgum dan
tebu. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset. Batangnya beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang
muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung zat
kayu (lignin).
Jagung memerlukan cahaya matahari langsung
untuk tumbuh dengan normal. Tempat dengan curah hujan 85–200 mm per bulan, suhu
udara 23-27 °C (ideal), dan pH tanah 5,6-7,5 adalah ideal. Jenis tanah tidak
terlalu penting, asalkan aerasi baik dan ketersediaan air mencukupi. Air yang
cukup pada fase pertumbuhan awal, pembungaan, serta pengisian biji adalah
kritis bagi produksi jagung pipilan. Kekurangan air pada fase-fase pertumbuhan
tersebut akan secara jelas menurunkan produksi.
Genangan tidak disukai jagung, meskipun jagung
dapat membentuk pembuluh-pembuluh udara (aerenkima) apabila mengalami terendam
air dalam jangka waktu cukup lama. Pembuatan parit pengatusan air atau
pembentukan bedengan biasanya disarankan. Pada tanah masam, pengapuran diperlukan.
Penanaman benih jagung secara tradisional
dilakukan dengan tangan menggunakan tugal untuk melubangi tanah. Dalam
pertanian dengan mekanisasi, penanaman bijian jagung dilakukan menggunakan
mesin penabur benih (seed driller). Kepadatan populasi tanam yang biasa dipakai
adalah 60 000 sampai 120 000 tanaman per ha, yang biasa diterjemahkan dalam
jarak antarbaris (50–100 cm) dan jarak dalam baris (10–40 cm).
Kebutuhan hara jagung dikenal cukup tinggi dan dipenuhi melalui pemupukan. Selain memerlukan pupuk organik sebagai pupuk dasar/awal, jagung memerlukan masukan nitrogen (N, dari urea ataupun ZA), fosfat (biasanya dari SP36), dan kalium (K, biasanya dari KCl) untuk pertumbuhan dan hasil yang baik. Namun demikian, sejak 2000-an di Indonesia diperkenalkan pula pupuk majemuk yang telah mengandung ketiga unsur pokok tersebut. Pupuk organik cair (POC) juga mulai diperkenalkan untuk digunakan.
Pada pertengahan masa pertumbuhan vegetatif,
jagung mengeluarkan akar udara (aerial roots) sehingga memerlukan pembumbunan
untuk memaksimalkan penyerapan hara. Pengendalian tumbuhan pengganggu (gulma)
dilakukan menggunakan herbisida atau dilakukan dengan pendangiran.
Penanaman jagung mengandalkan pasokan air dari
hujan. Apabila mengalami kekurangan air, praktik di Indonesia pemberian air
biasanya diberikan dengan cara penggenangan parit apabila hujan tidak tersedia.
Air dialirkan melalui saluran irigasi atau menggunakan pompa air.
Demikian penjelasan yang dapat saya sampaikan . terimakasih


Komentar
Posting Komentar